Friday, August 30, 2013

Untuk ITS dan Untuk Indonesia

BY Himasika ITS IN No comments

its tampak depan 300x225 » Institut Teknologi Sepuluh Nopember / ITS Surabaya

Saya sering sekali mendengar bahwa mahasiswa “seharusnya” identik dengan nasionalisme. Mahasiswa ini yang sosoknya dikenal sebagai pemuda yang kuat, juga memiliki usaha-usaha untuk berjuang demi mencapai segala keinginan yang katanya untuk perubahan sekitar maupun bangsa. Mereka akan bersedia berada di garis depan untuk membela bangsa meskipun mereka bukan pasukan militer. Mereka bersedia membela rakyat meskipun harus menahan lelah dan dahaga di atas jalanan beraspal yang panas. Semangat mereka, semangat untuk berjuang demi negaranya.

Seorang mahasiswa itu seharusnya adalah generasi pejuang bangsa, punya tekad pejuang, punya semangat pejuang. Karena mahasiswa itu ingat benar siapa orang-orang yang rela mati untuk memerdekakan tanah ini, mereka ingat benar siapa orang-orang yang melakukan segalanya demi anak cucunya bisa hidup dengan lebih baik, hidup dengan merdeka.
Seharusnya mahasiswa ingat itu..

Sehingga dalam menjalani hidup dengan status mahasiswa, kita semua harus terus bersyukur. Kita diberi kesempatan oleh Allah SWT, menjadi orang-orang terpilih untuk mengemban tugas dalam menjaga dan membangun tanah merdeka ini. Kita menjadi orang kelas tengah yang begitu dekat dengan rakyat, yang bisa mendengar dan meneriakkan suara mereka. Kita bisa dekat dengan pemerintah, yang mau mendengar dan mengakui kekuatan dari perjuangan kita sebagai pemuda. Kita bisa dekat dengan para pendahulu kita, pejuang bangsa, karena kepada kita mereka menitipkan Negara yang mereka perjuangkan.

Namun, apakah sampai saat ini mahasiswa adalah sosok yang seperti itu?
“hari ini hari apa?”
“hari apa, 1 Juni, hari jumat kan? Emangnya hari apa?”
Yang diatas itu sedikit gambaran mengenai mahasiswa saat ini, memang hanya beberapa orang saja, tapi juga tidak menutup kemungkinan gambaran tersebut ada di sebagian besar mahasiswa. Lalu, apakah sejarah makin hari akan semakin dilupakan?

Saya, sebenarnya takut sekali. Jangankan Hari Lahirnya Pancasila, saya takut Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Indonesia pun suatu saat akan dilupakan. Bagaimana tidak, di kampung-kampung di Surabaya, yang dulunya berlomba-lomba untuk memeriahkan hari besar nasional itu, hampir semua jalanan di tutup di malam 17 agustus untuk mengadakan syukuran. Tapi tidak semeriah itu untuk akhir-akhir ini.

Lalu apakah hanya masyarakat saja? Bagaimana dengan pemerintah? Kita ambil contoh, tentunya kita semua tau, kebanyakan dari anggota DPR tidak mengibarkan bendera di HUT Kemerdekaan RI tahun lalu. Dan bagaimana dengan mahasiswa yang dijunjung-junjung namanya oleh rakyat, apakah tidak sama saja dengan si DPR itu?

Mengibarkan bendera mungkin dianggap sebagai hal kecil. Tapi itu adalah bentuk penghargaan atas apa yang telah kita dapat, kemerdekaan. Dengan mengibarkan bendera yang hanya dalam beberapa hari, itu adalah bentuk syukur, kebanggaan, dan nasionalisme. Dengan begitu kita sama saja telah memberitahukan kepada dunia, bahwa di hari itu adalah hari yang akan selalu kita kenang, dimana tanah yang sedang kita pijak menjadi merdeka dengan perjuangan hebat para pahlawan.

Setidaknya, bendera merah putih itu diharapkan akan bisa membangunkan jiwa-jiwa saudara kita yang lupa, bahwa hari itu adalah hari kita bersama, kita yang satu tanah air merdeka.
Kampus ITS, yang dikatakan sebagai kampus perjuangan, saya harap simbol perjuangan itu memang benar-benar ada dalam diri tiap-tiap mahasiswa yang menyandang namanya. Alangkah baik, jika dari sekarang kampus perjuangan ini memunculkan jiwa-jiwa nasionalisme, yang merupakan jati diri dari seorang mahasiswa yang kian hari sudah mulai pudar. Kita tanamkan dengan memulai budaya yang paling kecil. Mari kawan-kawan, bersama-sama sebagai keluarga mahasiswa maupun keluarga satu bangsa, kita tunjukkan Bendera Merah Putih kebanggaan Negara kita. Kita kibarkan sang Saka itu di jurusan, di fakultas, di sekretariat organisasi, dan di rumah kita. Itu adalah bukti bahwa Negara ini masih punya orang-orang, pemuda-pemuda, yang akan selalu menjaga dan mengenang sejarah perjuangan Negaranya.

Biarkan tiap raga yang melewati kampus ITS nanti, melihat begitu banyak merah putih di kampus ini. Yang menyadarkan mereka bahwa mereka adalah bagian dari pemuda bangsa Indonesia, bahwa di hari itu dulunya para pahlawan kita telah menghadiahkan sebuah kemerdekaan terhadap bangsa dan generasinya. Maka jagalah, apa yang sudah Allah SWT titipkan kepada kita.

Karena saya takut suatu saat nanti ada saat-saat dimana pemuda bangsa ini, lupa akan sejarahnya. Karena saya tidak ingin Negara ini benar-benar kehilangan pemuda-pemuda yang peduli. Karena yang saya dan tentunya kita semua inginkan, adalah ke-bhineka tunggal ika-an kita demi membangun Indonesia lebih baik.


by: Ayu Sholah      
Mahasiswa Fisika ITS


0 comments: